BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Thursday, September 17, 2009

Isi Hati Sang Ikhwah

Wahai zaujahku,
Aku mengerti di mana kamu,
Kamu sedang letih berjuang,
Kamu sedang lelah berdakwah,
Malah kau juga aku yakin sedang memelihara dirimu dari menjadi bahan fitnah.

Aku tidak tahu siapa kamu,
Tapi telah aku simpankan sebahagian hati ini padamu,
Kerna itu, aku tidak pernah memandang wanita lain,
Pandanganku ku tundukkan, bual bicara mesra dengan wanita ku elakkan,
Kerna semua itu hanya layak untukmu.

Yang ada di sisiku Ayat-Ayat Cinta Allah iaitu Al-quran.
Yang ada di sisiku kitab-kitab ilmu yang menjadi pencerahan dalam kehidupan kita nanti.

Zaujahku,
Persiapkan dirimu dengan ketabahan hati,
Kerna jalan yang akan kita lalui ini sangat berat,
Maka tabahkanlah hatimu untuk menjadi sayap kiriku,
Isilah mana-mana kekurangn dalam diriku,
Dan engkau jualah yang aku harapkan menjadi pembakar semangatku tika mana aku lemah.

Zaujahku, aku belum pernah memandang fizikalmu,
Kerana nikmat memandangmu hanya aku inginkan setelah kita diijab kabulkan,
Dan pandanganku terhadapmu bukanlah pandangan nafsu,
Sebaliknya dengan pandangan dakwah,
Kerna kau adalah sayap kiri perjuanganku dan pencetak generasi mujahidin.

Kerana itu,
Kita seharusnya bersedia zaujahku,
Perkahwinan kita adalah marhalah dakwah.



Dari Sang Akhwat

Wahai zaujku,
Aku mengerti kau sedang menungguku,
Aku mengerti kau merinduiku,
Namun segalanya kau tundukkan kerna kau tidak mengenal siapa aku.

Aku tau kau sedang berjuang,
Kau sedang lelah berdakwah,
Ke sana sini dengan pelbagai program dakwah,
Sehingga kadang kala kau merasa lemah.

Namun sabarlah,
Aku sedang menunggumu,
Aku juga sedang letih seperti kamu,
Kerana setianya padaku,
Aku menolak untuk terlibat dengan mana-mana aktiviti yang mengundang maksiat hati,
Aku menolak bicara dan pelawaan mana-mana yang bukan mahramku,
Kerana perasaanku telah aku simpankan untukmu,
Walaupun aku tidak tahu siapakah kamu.

Zaujku,
Persiapkanlah dirimu dengan ilmu,
Kerna, aku mendambakan seorang zauj yang mampu mendidikku dan anak-anak kita nanti, Bukan paras rupa semata-mata.

Didiklah aku agar sentiasa tegar dalam mujahadahmu.



"Ya Allah, kami saling merindui, namun kami tidak pernah mengenal antara satu sama lain, oleh kerana Kau telah menutup pandangan kami dengan hijab yang sangat tebal. Namun, kami yakin Engkau menghijab kami agar kami sentiasa melengkapkan diri dengan segala bekal yang diperlukan. Kami memohon agar hijab di antara kami segera terbuka bila mana kami benar-benar bersedia. Pernikahan kami adalah marhalah dakwah dan kasih sayang antara kami hanyalah satu..Menuju redhaMu"

0 comments:

MENERIMA HUKUM-HUKUM ALLAH DENGAN BENTUK MENGAMALKANNYA


Sesungguhnya berakhlak baik dalam bermuamalah dengan Allah dalam hal yang berkaitan dengan hukum-hukumNya adalah (dengan cara) menerima, mengamalkan dan merealisasikannya, serta tidak menolak sedikitpun hukum-hukum Allah. Jika seseorang mengingkari suatu hukum Allah, maka tindakan ini adalah (termasuk) berakhlak buruk kepada Allah.

Kami akan memberikan permisalan tentang puasa. Tidak diragukan lagi bahwa puasa adalah (amalan) yang berat bagi manusia, karena dalam ibadah puasa seseorang (harus) meninggalkan hal-hal yang diingini, seperti makanan, minuman, dan jima’. (Dan) Ini adalah suatu perkara yang berat. Akan tetapi seorang yang beriman, ia akan berakhlak baik kepada Allah, menerima beban syariat ini, dan menerima kemuliaan ini, dan hal ini adalah nikmat dari Allah, ia akan menerimanya dengan lapang dada dan ketenangan, jiwanya luas, dan kamu akan mendapatinya berpuasa pada siang hari yang panas sedangkan ia dalam keadaan ridha, lapang dada, karena ia berakhlak baik kepada Penciptanya, akan tetapi orang yang berakhlak buruk kepada Allah akan “menemui” ibadah seperti ini dengan keluh kesah, kebencian. Dan andaikata ia takut kepada suatu perkara yang tidak baik akibatnya niscaya ia tidak akan berpuasa.

Contoh yang lainnya adalah shalat :
Tidak dapat diragukan lagi bahwa puasa adalah ibadah yang berat bagi sebagian manusia, dan shalat itu ibadah yang berat bagi orang-orang munafik, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Artinya : Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya’ dan shalat subuh" [Bukhari & Muslim]

Akan tetapi shalat bagi orang yang beriman adalah “qurratu aini” (penghibur hati) dan menenangkan jiwanya.

"Artinya : Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya".[Al Baqarah : 45-46]

Shalat bagi orang yang beriman bukanlah hal yang berat, bahkan shalat itu ringan dan mudah (bagi mereka yang beriman). Oleh karena itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Dijadikan pelipur lara hatiku dalam shalat"

Maka berakhlak baik kepada Allah dalam masalah shalat ini, yaitu anda menunaikan shalat dengan lapang dada, tenang, dan kedua matamu mendapatkan pelipur lara jika engkau sedang mengerjakan dan menunggunya jika waktu shalat telah lewat, maka jika engkau telah mengerjakan shalat subuh, engkau dalam kerinduan kepada shalat dzuhur, dan jika engkau telah shalat dzuhur engkau dalam kerinduan kepada shalat ashar, dan jika engkau telahmengerjakan shalat ashar engkau dalam kerinduan kepada shalat maghrib, dan jika engkau telah shalat maghrib engkau dalam kerinduan kepada shalat isya’, dan jika engkau telah selesai mengerjakan shalat isya engkau dalam kerinduan kepada shalat subuh. Demikianlah, hatimu selalu teringat dengan shalat-shalat. Hal seperti, tidak dapat diragukan lagi termasuk berakhlak baik kepada Allah.

Dan kami berikan contoh ketiga dalam masalah muamalah :

Dalam masalah muamalah, Allah mengharamkan riba bagi kita dengan pengharaman yang jelas dalam Al Qur’an.

"Artinya : Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" [Al Baqarah : 275]

Dan Allah berkata tentang riba :

"Artinya : Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Penciptanya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya" [Al Baqarah : 275]

Allah mengancam orang yang kembali melakukan riba sesudah datang kepadanya nasehat dan mengetahui hukumnya dengan ancaman akan memasukkannya kekalkedalam neraka, (kita mohon perlindungan kepada Allah darinya).

Orang yang beriman akan menerima hukum ini dengan lapang dada, ridha dan menyerah (tunduk). Adapun orang yang tidak beriman, ia tidak akan menerimanya dan hatinya sempit dengan hukum ini. Ia akan berusaha mengadakan berbagai siasat dan cara, karena kita mengetahui bahwa bahwa didalam riba terdapat penghasilan yang pasti keutungannya dan tidak terdapat didalamnya perniagaan yang belum diketahui (untung dan rugi), akan tetapi pada hakikatnya riba adalah penghasilan bagi seseorang dan penganiayaan bagi yang lain. Oleh karena Itu Allah berfirman :

"Artinya : Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” [Al Baqarah : 279]

SEBELUM KITA MENGELUH...........

1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.

4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup.

6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

Slide